Jumat, 28 Desember 2012

About friendship



   Sahabatku, kita telah bersama melalui tahun demi tahun, berbagi banyak tawa dan banyak air mata, terima kasih sahabat. Sahabatku, tidak peduli jarak yang memisahkan kita, kita akan selalu saling memiliki. Senyumanmu adalah senyumanku. Sahabatku, kau selalu ada untukku ketika aku sedang bingung, kamu selalu tahu persis apa yang harus dilakukan. Sahabatku, ketika kamu berpikir tidak ada jalan keluar, kita akan melakukannya bersama dan mencari jalan keluar. Sahabatku, jika aku tidak sedang bersamamu, dan kita terpisah, ingatlah bahwa aku disisimu, selalu dihatimu.

   Perselisihan akan reda jika salah satu pihak mau mengalah. Mengalah bukan berarti kalah, mengalah demi kebaikan adalah kemenangan. Bersahabatlah dengan mereka yang baik, agar bisa saling mengingatkan dan saling memahami satu sama lain. Sahabat adalah mereka yg bisa menemani kesedihanmu, mereka yg bersamamu dalam kesendirianmu. Mereka yang PEDULI padamu. Sahabat adalah seseorang yang akan selalu tetap menemanimu tanpa mempedulikan betapa sulitnya tuk bisa bersamamu.

  Sahabat sejati adalah dia yang berada disisimu untuk membuatmu tersenyum, ketika orang lain membuatmu menangis. Sahabat sejati selalu memberikan kebebasan padamu tuk menjadi dirimu sendiri. Baik atau buruk, mereka tetap setia menemanimu. Ketika kamu kehilangan seseorang dan merasa kesepian, ketahuilah bahwa kamu sedang belajar arti MEMILIKI dan KEBERSAMAAN.

  Sahabat adalah seseorang yang mampu membuatmu marah, namun mampu membuatmu segera tersenyum dengan sebuah pelukan. Pergaulan buruk merusak kebiasaan yg baik, pergaulan baik mengusir kebiasaan yg buruk. Bijaklah memilih teman. Hanya karena seseorang tidak dekat lagi denganmu, bukan mereka telah lupa dan tidak peduli tentang kamu. 

  Ketika persahabatan dilengkapi dengan ketulusan, kepercayaan dan saling pengertian, maka akan terbentuk persahabatan yang sejati. Jangan salah memilih teman, karena sebagian hidupmu ditentukan mereka. Jika kamu tak menjadi pribadi yg lebih baik, tinggalkan.  'Hai', sebuah kata yg pendek, kata yg sangat sederhana, namun dari kata ini sebuah persahabatan bahkan cinta dimulai. Segala sesuatu terjadi karena alasan. Begitu juga sahabat, yg saling memberi sesuatu yg tak dapat diberikan orang lain

   Tak ada yang salah memberikan perhatian kepada seseorang. Yang salah itu mengharapkan mereka melakukan hal yang sama. Jangan berburuk sangka atas kebaikan yg dilakukan oleh orang lain. Bersyukur dan berterima kasihlah krn ia telah melakukan kebaikan . Ketika persahabatan dilengkapi dengan ketulusan, kepercayaan dan saling pengertian, maka akan terbentuk persahabatan yang sejati.

   Jangan pernah berusaha menjadi seseorang yg diinginkan semua orang, namun jadilah seorang yg dibutuhkan semua orang. Bicaralah menggunakan hati, pasti berhati-hati, untuk tidak menyakiti maupun mudah ingkar janji. Seorang yg bijaksana selalu mampu memaafkan mereka yg menyakitinya, namun tak akan pernah melupakan apa yg telah mereka lakukan. Kejujuran dan ketulusan adalah dua hal yg dapat memperkuat persahabatan. Salah satu saja hilang, rusaklah persahabatan.
Kadang kamu tak menyadari apa yg kamu miliki hingga ia pergi, kamu terlalu angkuh ucapkan maaf hingga akhirnya kamu menangis. Jangan pernah menginginkan tuk jadi bagian seluruh hidup seseorang, tapi cukup seorang yg jadi bagian terbaik dalam hidupnya. Kehidupan tak kan bisa dijalani sendiri. Pribadi yang bijak melengkapi kehidupannya dengan banyak persahabatan.

   Jangan menunggu hingga kamu sadar betapa berartinya seseorang bagimu, karena saat kamu sadar mungkin ia tlah bersama orang lain.  Tak ada manusia yg sempurna, begitu juga sahabat. Mereka membuat kesalahan, namun kamu akan selalu temukan alasan tuk bertahan. Dengan tawa kamu dapat meredakan kesedihan. Temukan dia dan kamu akan bertahan, tak peduli betapa menyakitkan situasi hidupmu.

   Hidup indah ketika seseorang ingat hal-hal kecil tentangmu, bukan karena kamu terus mengingatkan, tapi karena ia peduli padamu. Terkadang, persahabatan sering berakhir menjadi cinta, namun cinta dalam persahabatan tidak pernah berakhir. Perbanyak teman, bertemanlah dengan siapapun, tapi jangan pernah membandingkan salah satu temanmu dengan temanmu yang lain.

  Melupakan seseorang yg telah memberimu banyak hal tuk diingat adalah hal yg sangat sulit. Tapi jika itu yg terbaik, lepaskanlah. Terkadang seseorang yg dengan mudah mampu masuk ke dalam hidupmu, dengan mudah pula pergi dari hidupmu. Bijaksanalah! Tak ada yg abadi dalam hidup ini, namun ada hal yg dengan senang hati kamu perjuangkan hingga kamu dapat memilikinya lebih lama.

  Jika kamu menyadari apa yang mampu menyakitimu, maka kamu pasti menyadari apa yang mampu menyakiti orang lain. Waktu tak dapat dibeli, oleh sebab itu ketika seseorang memberikan waktunya padamu, jangan kamu sia-siakan! Terkadang kamu tidak menyadari seberapa besar kamu tentang seseorang sampai mereka tidak peduli lagi padamu.

 Jika hubunganmu baik-baik saja, jangan berusaha memperbaikinya. Namun terkadang kamu perlu tambahkan fitur baru agar lebih baik. Terkadang kamu harus menyadari bahwa ada orang tertentu yg bisa tinggal dalam hatimu, namun tidak dalam kehidupanmu. 

 Sahabat adalah mereka yg membantumu bangkit tuk percaya diri, ketika orang lain berusaha menjatuhkan dan meremehkanmu. Jika kamu ingin seseorang percaya padamu, hal pertama yg harus dilakukan adalah meyakinkan mereka bahwa kamu mempercayai mereka.
Pengkhianatan itu menyakitkan. Kamu tak akan pernah tahu kapan ia akan datang, namun kamu tak akan pernah lupa kapan ia datang. Persahabatan tidak mengenal BALAS DENDAM, karena dalam persahabatan hanya ada kata MEMAAFKAN untuk setiap kesalahan.

   Hanya karena terlihat baik bukan berarti baik. Mereka yg membencimu tahu bagaimana terlihat baik. Bijaklah memilih teman. Jalani hidup dengan jiwa yg damai, jangan menyimpan benci dalam dirimu. Memaafkan membebaskan dirimu dari rasa benci.
   Kejujuran memang menyakitkan, tetapi tidak mematikan. Kebohongan memang menyenangkan, tetapi tidak menyembuhkan.  Perpisahan jangan menjadi permusuhan. Ikhlaskan dan doakanlah agar perpisahan menjadi keputusan yang terbaik. Kamu tak dapat hidup sendirian. Peduli kepada sesama, karena suatu saat kamu akan butuh seorang yg peduli dan perhatikan kamu.
Dari kehilangan kita belajar ikhlas, dari kebahagiaan kita belajar bersyukur.

Kamis, 27 Desember 2012

Boleh kah kita curhat?



BOLEH KAH CURHAT ITU ???

 Tanpa disadari sering sekarang kita dengar dengan istilah Curhat (Curahan Hati) yang intinya mengemukakan masalah-masalah pribadi kepada orang lain atau teman yang kita percayai. Masalah-masalah pribadi yang tercurhat tidak lain membuka aib sendiri dan keluarga  sehingga tidak terlepas membicarakan orang pihak ketiga, baik teman, sahabat, suami, mertua, keluarga, tetangga yang akhirnya buah curhat berakhir ghibah yaitu mengunjing, membicarakan orang lain.

Mewaspadai Bahaya Ghibah
Ghibah atau membicarakan orang lain (bisa juga diistilahkan dengan ngerumpi) adalah aktivitas yang ‘mengasyikkan’. Tak sedikit orang, yang secara sadar atau tidak, terjatuh dalam perbuatan ini. Karena memang setan telah menghiasi perbuatan ini sehingga nampak indah dan menyenangkan. Tahukah anda bahwa Allah mengibaratkan ghibah dengan perbuatan memakan daging saudara kita yang telah mati?
Bani Adam adalah makhluk yang lemah, serba kekurangan, dan menjadi tempat kesalahan. Demikianlah fakta yang akan dijumpai bila setiap orang jujur akan hakikat dirinya. Ia lemah dari semua sisi: tubuhnya, semangatnya, keinginannya, imannya, dan lemah kesabarannya. Dengan keadaan seperti ini, Allah dengan kemahabijaksanaan-Nya memberikan beban syariat sesuai dengan kesanggupannya. Demikian yang dikatakan Asy-Syaikh Sa’di dalam Tafsir-nya.

Terkadang kelemahan ini menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam perbuatan dosa dan maksiat. Mendzalimi diri sendiri, orang lain, bahkan mendzalimi Allah. Keadaan demikian banyak terjadi pada manusia khususnya yang tidak mendapat hidayah dan rahmat dari Allah. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
Banyak sekali faktor yang mendorong manusia untuk berbuat kesalahan atau kemaksiatan. Terkadang dorongan itu datang dari dalam diri sendiri dan terkadang dari luar. Berbahagialah orang yang mengerti kelemahan dirinya.
Abu Ad-Darda berkata: “Termasuk wujud ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui imannya bertambah atau berkurang. Dan termasuk dari barakah ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui darimana setan akan menggelincirkannya.” (Asbab Ziyadatul Iman, hal. 10)
Salah satu bagian tubuh yang paling mudah menjerumuskan manusia ke dalam kemaksiatan adalah lisan. Sungguh betapa ringan lisan ini digerakkan untuk bermaksiat kepada Allah. Serta betapa berat untuk diajak berdzikir kepada Allah. Demikan hakikat lisan sebagaimana ucapan Abu Hatim: “Lisan memiliki peraba tersendiri yang tidak hanya digunakan untuk mengetahui asin atau tidaknya makanan dan minuman, atau panas dan dingin, atau manis dan pahit. Lisan sangat tanggap apabila telinga mendengar sebuah berita, baik atau buruk dan benar atau salah. Dan sangat tanggap pula bila mata melihat suatu kejadian, baik atau buruk. Lisan dengan mudahnya bercerita dengan mengumbar apa saja yang menyentuhnya. Ingatlah, lidah itu tak bertulang.”
bersabda: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah z)
Namun bukan berarti engkau diam dari suatu kemungkaran dan diam untuk mengucapkan kebenaran. “Setan bisu” itulah gelar dan panggilan seseorang yang diam dari kemungkaran dan tidak mau menyuarakan kebenaran.

Makna Ghibah
Tidak ada penafsiran terbaik tentang makna ghibah selain penafsiran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam hadits beliau. Bila ada penafsiran para ulama tentang ghibah maka tidak akan terlepas dari penafsiran beliau meski dengan ungkapan yang berbeda. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: menjelaskan makna ghibah ini dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah zbahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam  
Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan ghibah?” Mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Kamu menceritakan tentang saudaramu apa yang dia tidak sukai.” Dikatakan kepada beliau: “Bagaimana pendapat engkau bila apa yang aku katakan ada pada saudaraku itu?” Beliau menjawab: “Jika apa yang kamu katakan ada pada saudaramu maka kamu telah mengghibahinya, dan jika apa yang kamu katakan tidak ada pada dirinya, maka kamu telah berdusta.”(Shahih, HR. Muslim no. 2589, Abu Dawud no. 4874, dan At-Tirmidzi no. 1435)

Ghibah adalah Dosa Besar
Dari keterangan di atas, diambil kesimpulan bahwa makna ghibah adalah menceritakan seseorang kepada orang lain dan orang yang dijadikan objek pembicaraan tidak menyukai apa yang dibicarakan. Bila apa yang diceritakan tidak ada pada orang tersebut, ini merupakan dusta atas namanya dan tentu saja dosanya lebih besar dari yang pertama.
Ibnu Katsir mengatakan: “Ghibah adalah haram secara ijma’ dan tidak dikecualikan (boleh dilakukan) melainkan (dalam hal yang) maslahatnya lebih kuat, seperti dalam jarh dan ta’dil (menerangkan perawi hadits) dan nasehat, sebagaimana sabda ketika seseorang yang jahat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam  meminta izin kepada beliau untuk bertemu beliau, maka beliau berkata: ‘Izinkan dia, sesungguhnya dia adalah orang yang paling jelek di kaumnya.’ Juga seperti sabda beliau kepada Fathimah binti Qais saat dipinang oleh Mu’awiyah dan Abu Jahm. (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi mengabarkan) bahwa Mu’awiyah adalah orang yang sangat miskin wassalam  dan Abu Jahm adalah orang yang tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/215)
berfirman: Ghibah jelas perbuatan terlarang. Bahkan ia termasuk perbuatan dosa besar. Allah Subhanahu wa ta’ala
Janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)
bersabda: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam
Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah haram seperti haramnya hari kalian ini, bulan kalian ini, dan negeri kalian ini.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Bakrah)
bersabda: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam
Ketika saya dibawa naik, saya melewati suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga yang dengannya mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka. Aku bertanya:’Hai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab: ‘Mereka adalah kaum yang telah memakan daging orang lain dan menginjak-injak kehormatan mereka’.” (HR. Abu Dawud no. 4878 dari shahabat Anas bin Malik dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 4082 dan dalam Ash-Shahihah no. 533)
Masih banyak dalil-dalil yang menjelaskan tentang keharaman ghibah dan bahwa ghibah termasuk dosa besar.
Kapan Boleh Mengghibah
Al-Imam An-Nawawi berkata: “Ghibah dibolehkan dengan tujuan syariat yang tidak mungkin mencapai tujuan tersebut melainkan dengannya.”
Dibolehkah ghibah pada enam perkara:
1. Ketika terdzalimi (dianiaya).
2. Meminta bantuan untuk menghilangkan kemungkaran.
3. Meminta fatwa.
4. Memperingatkan kaum muslimin dari sebuah kejahatan atau untuk menasihati mereka.
5. Ketika seseorang menampakkan kefasikannya.
6. Memanggil seseorang yang dia terkenal dengan nama itu.
(Riyadhus Shalihin, bab “Apa-apa yang diperbolehkan untuk Ghibah”)

Cara Bertaubat dari Ghibah
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah orang yang telah berbuat ghibah tidak harus mengumumkan taubatnya. Cukup baginya memintakan ampun bagi orang yang dighibahi dan menyebutkan segala kebaikannya di tempat-tempat mana dia mengghibahinya. Pendapat ini yang dikuatkan oleh Ummu Abdillah Al-Wadi’iyyah dalam kitabnya Nashihati lin Nisa’ (hal. 31).
Haruskah Meminta Maaf kepada Orang yang Dighibahi?
Dalam permasalahan ini, perlu dirinci:
Pertama, bila orang tersebut mendengar ghibahnya, maka dia harus datang kepada orang tersebut meminta kehalalannya (minta maaf).
Kedua, jika orang tersebut tidak mendengar ghibahnya maka cukup baginya menyebutkan kebaikan-kebaikannya dan mencabut diri darinya di tempat ia berbuat ghibah.
Al-Qahthani dalam kitab Nuniyyah beliau (hal. 39) menasihati kita:
Janganlah kamu sibuk dengan aib saudaramu dan lalai dari aib dirimu, sesungguhnya yang demikian itu adalah dua keaiban.” Wallahu a’lam.
Dikutip dari http://asysyriah.com, Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi, Judul: Kekejian Berupa Memakan Bangkai Daging Sendiri

Jumat, 30 November 2012

TUJUAN DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN


TUJUAN DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

A.Tujuan
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran membaca puisi. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah
(1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna  dan berdaya guna,
(2) untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak didik,
(3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik,
(4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik,
(5) untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.
 Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah
(1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi,
(2) bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami,
 (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, dan
(4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah
 (1) efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar,
(2) meningkatkan motivasi belajar siswa,
(3) variasi metode pembelajaran, dan
4) peningkatan aktivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.


B.Manfaat
Secara umum manfaat penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu
(1) media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan,
(2) media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosil ekonomi,
 (3) media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain,
(4) media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan,
(5) media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan,
(6) media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) (Latuheru, 1988:23-24).
Sedangkan menurut Sadiman, dkk. (2002:16), media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya
(1) obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model,
(2) obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan proyektor, gambar,
(3) gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography,
(4) kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun VCD,
(5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
(6) konsep yang terlalu luas (misalnya gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.


Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran, yaitu
(1) pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam kelas, yaitu media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas,
(2) pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas, meliputi (a) pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak diharuskan kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan dad pembuat atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu, dan (b) pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut,
(3) pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal, meliputi (a) pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja), dan (b) pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun kelompok besar (9—40 orang),
(4) media dapat juga digunakan secara massal, artinya media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan secara bersama-sama.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa seorang guru
dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalarn proses belajar mengajar harus memperhatikan beberapa hal, yaitu
 (1) tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
(2) isi materi pelajaran,
(3) strategi belajar mengajar yang digunakan,
(4) karakteristik siswa yang belajar. Karakteristik siswa yang belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan siswa terhadap media yang digunakan, bahasa siswa, artinya isi pesan yang disampaikan melalui media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan berbahasa atau kosakata yang dimiliki siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang disampaikan melalui media. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan jumlah siswa. Artinya media yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa yang belajar.